Jakarta, 25 Oktober 2012 – “Total hasil transaksi Trade Expo Indonesia (TEI) ke-27 tahun ini berpotensi lampaui target yang telah ditetapkan,” ungkap Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurthi dalam konferensi pers hari ini, Kamis (25/10), di Auditorium Kementerian Perdagangan.
Wamendag merinci perolehan hasil transaksi TEI hingga saat ini telah mencapai USD 1,001 miliar dan berpotensi mendapatkan tambahan USD 2 miliar setelah melakukan pembahasan kontrak dengan Afrika Selatan untuk pembangunan gedung parlemen di benua Afrika. Sehingga total transaksi yang berhasil dihimpun selama penyelenggaraan TEI ke-27 akan mencapai USD 3 miliar atau melampaui target USD 2 miliar yang ditetapkan pemerintah.
Dari nilai transaksi USD 1,001 miliar tersebut, tercatat 78% berasal dari sektor produk barang dan 22% dari sektor produk jasa. Dari komposisi produk, yang paling diminati oleh buyers adalah produk otomotif dan komponennya yang penjualannya mencapai 31,03%; diikuti pesawat (aircraft) dan komponennya sebesar 20,11%; produk elektronik dan listrik 18,06%; peralatan minyak dan gas 7,73%; produk kayu 5,45%; produk kimia 3,73%; dan produk lainnya 13,89%. Sedangkan dari sektor jasa, permintaan tenaga kerja di bidang hospitality, jasa pertambangan dan konstruksi adalah yang paling diminati.
Trade Expo Indonesia tahun ini diikuti oleh 1.300 peserta dari perusahaan besar, menengah dan kecil yang berasal tidak hanya dari Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga dari daerah lainnya di Indonesia. Pameran ini dikunjungi oleh 5.430 buyers dari 95 negara. Buyers terbesar berasal dari Nigeria sebesar 11,27%, diikuti Malaysia 6,10%, India 4,11%, Amerika Serikat 4,11% dan Banglades 3,79%. Komposisi tersebut menunjukkan keberhasilan kebijakan diversifikasi yang dicanangkan oleh Kementerian Perdagangan karena TEI tahun ini didominasi oleh buyers dari pasar non tradisional.
Keberhasilan tersebut juga tidak terlepas dari peran aktif Perwakilan RI di luar negeri, Atase Perdagangan dan Kepala Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) yang dalam berbagai kesempatan mensosialisasikan dan mempromosikan TEI 2012 di wilayah akreditasinya masing-masing.
Disamping itu, selama penyelenggaraan TEI telah dilakukan beberapa penandatanganan Nota Kesepahaman antara eksportir Indonesia dengan importir Australia, Afrika Selatan dan Zimbabwe. Wamendag menegaskan bahwa kerja sama tersebut akan semakin mengukuhkan posisi produk dan jasa Indonesia di dunia internasional.
Nota Kesepahaman yang ditandatangani selama TEI 2012 berlangsung tersebut antara lain untuk produk kapas, tekstil dan garmen, batik, teknologi informasi serta jasa konstruksi. “Ini bukti bahwa produk ekspor Indonesia mulai terdiversifikasi, tidak hanya bahan mentah tapi juga sudah merambah ke produk jadi yang bernilai tambah. Produk Indonesia ternyata cukup berkualitas karena telah mampu bersaing di pasar internasional,” ujar Wamendag.
Keberhasilan penyelenggaraan TEI ke-27 ini tentunya tidak terlepas dari dukungan acara World Export Development Forum (WEDF) 2012 yang diselenggarakan, back-to-back dengan TEI, pada 15-17 Oktober 2012 di Hotel Shangri-La, Jakarta. WEDF 2012 dihadiri oleh 700 peserta dari 51 negara dimana sebagian peserta dan pembicara dalam forum tersebut juga berkesempatan mengunjungi TEI.
Selanjutnya Wamendag mengumumkan bahwa untuk tahun 2013, pelaksanaan TEI ke-28 akan diselenggarakan pada 16-20 Oktober 2013. “Kami menargetkan jumlah peserta mencapai 3.000 dan buyers mencapai 10.000 dari seluruh dunia,” ungkapnya.
Wamendag juga menghimbau kepada seluruh pihak, baik unit penyelenggara di Kemendag maupun Kementerian terkait, para asosiasi dan pelaku usaha, untuk melakukan koordinasi dan kerja sama yang sinergis agar pelaksanaan TEI ke-28 tahun depan semakin sukses. “Target yang kita tetapkan untuk tahun depan cukup tinggi, untuk itu diperlukan manajemen pameran yang baik untuk dapat mencapainya,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini, Wamendag juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat dalam menyukseskan pelaksanaan TEI ke-27.
Sumber : Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan